My Facebook

  1. Muria_Foundation
Hutanku Lebat Paru-Paruku Sehat

Hutanku Lebat Paru-Paruku Sehat

Beberapa sumber menunjukkan bahwa dari tahun 1970 hingga 2003 populasi spesies daratan turun 31%, air tawar turun 28% dan kelautan turun 27%. Bahkan disebutkan juga bawa setiap hari 8.000 anak mati karena tidak memperoleh air bersih. Setiap hari 50.000 orang mati di dunia ketiga. Setiap 7 detik seorang anak mati karena gizi buruk di dunia. Ironisnya, sekitar 1,1 miliar orang kegemukan akibat kelebihan makan, tetapi 1,1 miliar orang kekurusan akibat kurang makan (Satwiko, 2008).
Itulah contoh-contoh kondisi masyarakat dunia hubungannya dengan lingkungan, kesejahteraan dan gaya hidupnya. Alquran telah menjelaskan dalam ayatnya: ” Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”.(ArRum-41). Disitu dijelaskan bahwa manusia-lah sebagai biang keladi dari kerusakan alam kita ini. Oleh karena itu, pengelolaan lingkungan melalui berbagai kegiatan termasuk konservasi adalah mutlak perlu dilakukan.
Hutan sebagai paru-paru dunia sangat berperan penting bagi kehidupan, terutama mengenai kualitas udara. Tidak bisa dipungkiri bahwa populasi pepohonan itulah yang menyumbang keseimbangan udara dalam artian dapat mengurangi emisi C02 (Karbondioksida). Sehingga sangat perlu untuk menjaga kelestariannya.
Dalam usaha melestarikan lingkungan di Gunung Muria tidak akan lepas dari peran masyarakat sekitar, terutama masyarakat sekitar. Oleh karena itu, sangatlah penting kesadaran untuk menjaga lingkungan bagi masyarakat setempat yang notabene lebih paham mengenai tempat tinggalnya.

 
Untuk menumbuhkan kesadaran tersebut perlu adanya sosialisasi dari LSM atau Pemerintah tentang pentingnya menjaga lingkungan. Karena dengan timbulnya kesadaran dalam diri individu maka akan menimbulkan rasa tanggung jawab terhadap kelestarian lingkungannya. Dengan begitu akan mengembalikan fiungsi Gunung Muria sebagai Paru-paru Kudus. Sebagaimana kita ketahui sekarang ini banyak terjadi Tanah longsor yang disebabkan banyak pohon yang ditebangi karena kurang sadarnya masyarakat. Selain itu terjadi pengalih fungsian hutan menjadi lahan pertanian, yang tentu saja berakibat kurang maksimalnya tanah dalam menyerap air dan juga berakibat berkurangnya jumlah produksi O2 (Oksigen), dibanding sebelum dirubah menjadi lahan pertanian itu sendiri. Yang juga mempengaruhi kesetabilan udara yang tadinya mampu mengurai CO2 lebih banyak.
Selain menumbuhkan kesadaran dalam individu yang tak kalah penting adalah mereboisasi lahan yang telah rusak yang diikuti pengawasan. Sehingga ketika sudah dilakukan reboisasi tidak percuma, sebab jika hanya melakukan reboisasi tanpa pengawasan tidak akan maksimal karena seandainya ada pohon yang mati dibiarkan saja tanpa ada yang mengganti. Sedangkan dengan pengawasan kita bisa mengetahui perkembangan dari reboisasi yang telah dilakukan tersebut.
Demikian ide tertulis yang secara singkat dapat penulis paparkan, semoga bermanfaat. Kembali penulis sampaikan, Pentingnya menjaga lingkungan melalui keasadaran individu.